KESIMPULAN
(BAB1)
Kesimpulan
Setiap anggota bagian dari tubuh kita merupakan suatu
kesatuan jaringan atau jalinan yang masing – masingnya terhubung satu sama
lain. Apa bila ada satu bagian yang rusak maka akan berdampak pada bagian
lainnya juga.
Terdapat tiga bagian terpenting dari manusia yaitu,
akal pikiran, Jasmani dan Rohani. Tiga komponen terebut saling berkaitan
satu sama lainnya. Akal merupakan bagian terpenting, merupakan inti dari sistem
tubuh kita. Akal mengatur segala kegiatan yang ada pada tubuh kita, mulai dari
kerja organ tubuh kita, sistem perasaan, motifasi, pengambilan ketupusan
dan penyikapan kita terhadap sesuatu dalam hidup. Jasmani merupakan
pendukung kegiatan yang berkaitan dengan fisik kita, tetapi apa bila terganggu
salah satu fungsinya maka akan pula berpengaruh pada yang lainnya, bila jasmani
kita baik maka aktifitas kita pun berjalan lancar. Dan rohani meupakan
kebutuhan kita terhadap Tuhan. Kedekatan kita terhadap tuhan adalah segalanya.
Dia lah yang berkehendak dan menghendakan akan akan sesuatu. Oleh karena
itu dibutuhkannya hubungan baik antara kita dengan sang pencipta kita.
(BAB2)
Kesimpulan
Di jaman yang semakin berkembang dan pesat ini maka banyak
faktor – faktor yang harus mendukung dan harus diperhatikan di dalam
keberagaman multi budaya itu sendiri yang bercampur dalam sebuah kehidupan
berbangsa. Sehingga sampai sekarang ini di Indonesia hampir setiap penduduk dan
masyarakat nya harus sadar bahwa sosial dan kebudayaan yang ada harus tetap
dikembangkan dan harus mempunyai norma-norma dan nilai-nilai kebudayaannya yang
harus selaras dengan nilai kebudayaan itu sendiri. Kemajuan teknologi ini
pemicu nya yang di bawa dari bangsa luar dan di bawa ke indonesia dapat
mengubah pola pikir masyarakat yang pada jaman di era globalisasi saat ini akan
menjadi tolak ukur bangsa ini dengan adanya pemikiran – pemikiran yang luas
tentang keselarasan dan nilai budaya.
(BAB3)
Kesimpulan
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai hubungan
yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan
apabila tidak ada individu. Dalam kehidupan sosial, manusia pasti saling
membutuhkan satu sama lain agar tercapai semua kebutuhan hidupnya. Oleh karena
itu hendaklah membina hubungan baik antar sesama manusia.
(BAB4)
Kesimpulan
Pemuda sesungguhnya bukan sekadar bagian dari lapisan sosial
dalam masyarakat. Mereka memainkan peranan penting dalam perubahan sosial.
Tapi, jauh daripada itu, pemuda merupakan konsepsi yang menerobos definisi. Hal
itu disebabkan keduanya bukanlah semata-mata istilah ilmiah, melainkan lebih
merupakan pengertian ideologis dan kultural. ‘Pemuda harapan bangsa’, ‘pemuda
pemilik masa depan bangsa,’ dan sebagainya, betapa mensyaratkan nilai yang
melekat pada kata ‘pemuda’. Pernyataan menarik tersebut, dalam konteks
Indonesia sebagai bangsa, menemukan jejaknya.
Sosok pemuda selalu terkait dengan peran sosial-politik dan
kebangsaan. Itu dapat dipahami mengingat hakikat perubahan sosial-politik yang
selalu tercitrakan pada sosok pemuda. Citra pemuda Indonesia tidak lepas dari
catatan sejarah yang telah diukirnya sendiri.
(BAB5)
Kesimpulan
Pada waktu sebelum
terbentuknya Negara, setiap individu mempunyai kebebasan penuh utnuk
melaksanakan keinginannya. Dalam keadaan dimana manusia di dunia masih sedikit
hal ini bisa berlangsung tetapi dengan makin banyaknya manusia berarti akan
semakin sering terjadi persinggungan dan bentrokan antara individu satu dengan
lainnya. Akibatnya seperti kata Thomas Hobbes (1642) manusia seperti
serigala terhadap manusia lainnya (homo hominilopus) berlaku hokum rimba yaitu
adanya penindasan yang kuat terhadap yang lemah masing-masing merasa ketakutan
dan merasa tidak aman di dalam kehidupannya. Pada saat itulah manusia merasakan
perlunya ada suatu kekuasaan yang mengatur kehidupan individu-individu pada
suatu Negara. Pengendalian ini dilakukan berdasarkan hukum dan dengan peraturan
pemerintah beserta lembaga-lembaganya. Hukum yang mengatur kehidupan masyarakat
dan nyata berlaku dalam masyarakat disebut hukum positif. Istilah “hukum
positif” dimaksudkan untuk menandai diferensiasi, dan hukum terhadap
kaidah-kaidah lain dalam masyarakat tampil lebih jelas, tegas, dan didukung
oleh perlengkapan yang cukup agar diikuti anggota masyarakat.
(BAB6)
Kesimpulan
Pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya
lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada
lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial.
Derajat seseorang adalah merupakan hasil atau pencerminan dari kedudukannya dan
kedudukan itu membawa konsekuensi kewajiban untuk berperan. Mengenai persamaan
hak ini telah dicantumkan dalam pernyataan sedunia hak-hak asasi manusia tahun
1948 dalam pasal- pasalnya.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia berdasarkan pada prinsip-prinsip
hak asasi manusia (HAM). Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah
ditiadakan dengan adanya kesataraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam
perlakuan adalah salah satu wujud ideal dalam kehidupan negara yang demokratis.
(BAB7)
Kesimpulan
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami
suatu wilayah dan mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama
terhadap adat kebiasaan yang ada dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti
gotong royong dan tolong-menolong. Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian
dengan cara bertani di sawah atau di ladang, di desa belum mengenal teknologi
canggih yang telah ada di zaman modern.
Sedangkan masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat
tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Masyarakat kota mencari mata pencahariannya
rata-rata menggunakan tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga
mesin, komputer dan lain-lain.
(BAB8)
Kesimpulan
Di setiap
masyarakat pasti muncul pertentangan-pertentangan atau
permasalahan-permasalahan, di antaranya:
Perbedaan
Kepentingan: ada 2 kepentingan dalam diri individu, yakni kepentingan biologis
dan kepentingan sosial/psikologis.
Prasangka
dan Diskriminatif: prasangka yang menunjukkan aspek sikap sedangkan
diskriminatif pada tindakan.
Ethnosentrisme
Ethnosentrisme
: kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya.
Konflik
dalam kelompok: Suatu tingkah laku yang dibedakan emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengannya.
Cara
pengendalian dari permasalahan-permasalahan di atas, yaitu melalui integrasi
masyarakat dan nasional, yang mengandung pengertian:
1.
Integrasi Masyarakat : adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat.
2.
Integrasi Nasional : organisasi-organisasi
formal melalui mana masyarakat menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang.
(BAB9)
Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu
yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat
manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari
kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari
bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang
jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang
mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak
menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan
teknologi di zaman ini.
Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak
menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan
karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak
efektif dan efisien lagi di
zaman ini.
(BAB10)
Kesimpulan
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh
pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah
kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan,
tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan
Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.
Bukti di atas sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna
hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama yang diyakininya
merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan
kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman
keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial, dan individu dengan
masyarakat seharusnyalah tidak bersifat antagonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar