Rabu, 25 November 2015

CERPEN



THANKS GOD I FOUND HIM
 Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Ini kisah harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena kepercayaan itu sendiri. 1tahun genap aku telah mengenalmu, bukan waktu yang cepat ataupun lambat untuk bisa menerka keberadaanmu disisiku. Hai tuan menyebalkan ingatkah? 1tahun lalu kamu bukan siapa siapa untukku, kamu bukan prioritas bagiku, mendapatkan kabarmu itupun jauh dari keinginanku.

Akupun menjalani hidupku sebagaimana mestinya, aku menjadi mahasiswi setiap harinya, aku bersenang senang dengan teman temanku, tertawa sampai tidak bisa bernafas adalah hal yang selalu dilakukan setiap harinya, tugas kuliah yang kadang aku saja menyerah dengan hal itu, sedikitpun kamu tidak terlintas difikiranku untuk saat itu. 

Hingga waktupun terus berjalan, dan kamu masih jelas berada dihidupku, dengan perlahan tapi pasti kau bisa masuk ke kehidupanku, bukan soal berapa lama kita mengenal, tapi berapa sanggup kamu bertahan dalam ketidak perdulianku, telfon yang selalu berdering setiap saat, entah malam, subuh ataupun ketika aku dikelas sedang ada dosen,  walau sampai akhirnya aku yang selalu abaikan telponmu.

Aku mencoba untuk membuka pintu hatiku untukmu, aku mulai berfikir “kamu adalah skenario yang tuhan tuliskan dalam hidupku, entah hannya untuk persinggahan atau pelabuhan”. Dan sampai akhirnya cinta itu datang padaku.  Tapi aku tak pernah tahu bahwa ternyata engkaulah yang hadir dihidupku. Engkau datang tiba-tiba, dan membawa hatiku dalam genggam lembutmu . ya! Kau melakukannya, sama seperti kau membelengguku dalam binar  matamu. Dan benar adanya bila setiap pemberian tuhan selalu baik dan sempurna. Dan kau dihadirkannya untukku sebagai sebuah paket cantik, lengkap dengan gaya humormu, bakatmu, kepandaianmu, kerupawananmu, dan cintamu. 

Hai tuan menyebalkan!! aku tidak sedang berbicara mengenai sebuah “kesempurnaan”. Tapi tentang bagaimana melihatmu secara sempurna. Ini bukan tentang bagaimana mencari orang yang sempurna, tapi tentang belajar untuk melihat orang yang tidak sempurna secara sempurna. Saat aku tenggelam dalam tekanan hebat, masih ingatkah bahwa proses kita bertemu adalah sesuatu yang sangat berat. Aku tahu selama kita bersedia untuk selalu bersama dalam perjalanan yang akan kita tempuh ini, tidak ada yang tidak bisa kita lakukan. 

Terkadang aku masih bertannya-tannya, benarkah ini kenyataan? Ketakutan akan kehilanganmu, kekhawatiran jika aku mengecewakanmu.  Tapi pada akhirnya kau tampik itu dengan berkata “percayalah kepada sang penulis kehidupan, apa yang kita jalani adalah bagian dari tulisannya”. Aku akan mempersiapkan kapal kita dimana kita akan mendayung bersama, melalui kerasnya gelombang , samudra, badai, gepalnya malam, dan teriknya matahari. Hingga saat ucapan sakral itu tiba “engkaulah yang  ku inginkan selamanya” seindah ungkapan maha dahsyat berikutnya, disaat kemantapan hati datang, dan akan kubisikan lirih ditelinga kecilmu “aku cinta kamu”. 

Dan sedikit cerita tentangmu aku tulis disini, perkenalan kita sangat lucu bahkan sangat konyol menurutku, ya! lewat seseoranglah awalnya perkenalan itu dimulai, ingatkah hari itu hari dimana kamu menyapaku? Kitapun berkenalan seperti perkenalan sewajarnya, ya kita satu kampus akan tetapi kamu sudah tidak melanjutkannya lagi dengan alasan “pengen cari kampus baru pi yang sesuai jadwa kerja” oke aku bisa ambil kesimpulan ternyata kamu kuliah dan bekerja. 
            Sang waktu pun terus berjalan. Dia menjadi saksi bisu atas sebuah rasa ini. Ya, aku sendiri tak bisa mendeskripsikan perasaan apa yang tengah terjadi. Aku masih ingat betul tingak kita yang kadang bertenkar hebat, tanpa kita sadari kita tidak tau sedang berdebat apa, kamu bukan siapa siapa ku tapi kita bertengkar seperti layaknya sepasang kekasih, sering kali kita delcont pertemanan di bbm, tapi semua itu tidak berlangsung lama, hannya dalam waktu selang 3hari kamu menelponku dengan private number, yang seperti kamu bilang “biar lo angkat telpon gua, karna gua tau lo gak bakal mau angkat telpon kalo tau gua yang telpon” aku dan dia selalu lupa waktu kalo emang kita sudah telponan, bisa sampai larut malam, oh iya dia juga pendengar yang baik loh, dia selalu dengerin keluh kesahku, cerita setiap harinya dikampus, mau cerita sepanjang apapun dia selalu respon, sampai dia selalu bilang kalo cerita aku udah gak pake rem “pi……….. stop dulu, kalo kaya mobil itu udah gak ada remnya ya hehe” 

            Namun di sisi lain, aku juga tahu dia sering banyak kejadian dalam kehidupanku terekam dalam penglihatannya. Dia mungkin banyak tahu tentang aku. Saat pertama kali dia menjemputku kerumah, aku  berdiri di depan rumahku untuk menunggu dia yang oke bisa dibilang lama bgtya kamu, dia mencari rumahku hannya dengan 1 prtunjuk yaitu “ikutin angkot 03 ajaya bim” tapi finally dia sampai juga dirumah walaupun kata dia “untung gua gak nyasar pi” hari itu kita pergi dari jam 10 pagi sampai jam 11 malem baru sampai rumah, kita main ke bogor dengan beberapa sahabatku, aku senang bisa mengenalkanmu dengan sahabatku, tapi sepanjang perjalanan entah lo gemes atau gimana, lo selalu cubit gua dan alhasil tangan gua ada yang biru gara gara cubitan lu, dia yang baru sadar karna cubitannya yang buat gua biru, langsung meminta maaf dengan 
lembutnya”…………………………………………………” yaaa seperti itulah pokonya hahaha

Hari hariku jauh lebih indah sejak ada kamu tuan menyebalkan, kamu seperti magnet dihidupku aku tidak menampik itu, engkau yang membiasakanku memberi  kabar untuk hal hal kecil sekalipun, Yaaa!! Lambat laun aku terbiasa akan kebiasaan itu. “every part of you, make every part of me smile” dan terkadang tingkah konyolmu yang membuat senyum ini merekah seperti layaknya bunga yang bermekaran, engkau sangat senang dimana bisa menggodaku dengan lelucon yang sebenarnya kadang itu jauh dari kata lucu, engkau senang memangcing emosi ku dengan kadang bercerita tentang masa lalumu yang membuat aku kesal “I get jealous because I love you and I don’t want anyone else to have you, that simple” . Dan kau itu sangat egois, egois soal perasaanmu sendiri, egois dengan egomu sendiri, egois dengan kemauanmu sendiri. Dan aku terlalu egois dengan kecemburuanku terhadapmu.

Mengontrol perasaanku terhadapmu itu sangat sulit, aku tidak bisa menahan rasa sayang terhadapmu seperti kamu, yang sangat manis tapi perlahan kamu berubah, kamu bukan pria yang aku kenal dulu, semakin hari kamu terasa jauh, dingin dan seperti tidak perduli denganku. Aku yang sering merengek karna ingin mengajakmu sekedar untuk nonton atau makan diluar, tetapi kamu selalu menjawab “aku sibuk, aku gak bisa hari ini” dan itu selalu entah dia berbohong atau emang benar. otakku selalu penuh tannya karnamu, dan kadang sesekali aku selalu bertannya pada diriku sendiri, apakah aku salah? Egois hannya untuk meluangkan waktu denganmu? Dengan pria yang aku sayang?
Sontak hati inipun luluhb kembali, kamu tau caranya untuk mengambil hatiku kembali, kamu tau caranya untuk membuat aku tersenyum kembali, keyakinan itupun dating lagi, keyakinan untuk selalu denganmu, untuk mempercayaimu lagi. Tidak aku sangka tepat tengah malam pada 31 september 2015 aku yang sedang kesal denganmu, karna seperti biasa, kita tidak jadi lagi untuk pergi untuk kesekian kalinya, sudah pasti aku kecewa tapi kekecewaan itu terbayar sudah jam 11 malam tiba tiba kamu sudah di depan rumahku, yang aku saja tidak menyangka, dengan wajah lelahmu walaupun kamu menyembunyikan itu kamu berusaha untuk tersenyum, aku hargai usahamu malam itu yang dari daerah Jakarta timur ke rumahku di sawangan depok,”makasih mas bim makasih karna telah tepatin janji itu, walaupun……………………” yah kita mengobrol diteras rumahku hingga jam 2 malam, rinduuuuu sekali karna menurutku waktumu itu berharga bim 

Tapi pada akhirnya waktupun yang mengubah segalanya, mengubah kamu, terlebih mengubah kita, yap “kita” sudah tidak menjadi “kita”, kita sudah masing masing seperti sedia kala, selayaknya wanita biasa pasti aku bersedih pasti aku menangis sejadi jadinya, keputusanmu yang saat itu membingungkanku, keputusan yang kau ambil sepihak, sudah pasti ku maknai keputusan sepihakmu itu dengan piciknya fikiranku.

Kamu yang terlalu abu abu dihidupku, kamu yang kadang bungkam tentang siapa jati dirimu, dan bodohnya aku selalu percaya atas ucapanmu. Walau pada akhirnya aku tau kau sedang berbohong padaku, tapi aku diam…….aku diam bukan berarti kamu bisa membohongiku terus menerus, aku diam karna aku takut kehilangan kamu, aku diam karna aku tau, aku sadar bahwa aku sudah benar benar menyayangimu. Aku diam karna aku berfikir bahwa”kamu punnya privasi yang belum seharusnya aku tau” 

Ingatkah perkataanmu? “aku mau cari kampus lain, yang sama seperti jadwal kerjaku” tapi diam diam aku mencari tau kebenaran itu, awalnya hubungan ini yang niatnya aku tidak ingin publish kepada orang lain, bukan karna aku tidak bangga punnyamu, tapi karna aku ingin punnya hubungan yang lebih tertutup tidak mau orang tau, sahabatku sendiripun tidak tahu karna apa? Karna aku belum yakin dengan hubungan ini, kamu sangat abu abu tuan menyebalkan, sampai akhirnya aku yang tadinya tidak ingin menannyakan mu kepada salah satu teman kelasku, akhirnya aku menannakan itu karna rasa penasaranku yang amat besar kepadamu

“lo kenal dia? Dia teman kelas lukan waktu semester1?” tannyaku terhadap temanku “Oh ini iya tapi sekarang dia udah gak disini dia udah jadi polisi” jawab temanku.  Sontak aku kaget dengan ucapan itu, kenapa kamu bisa berbohong dan menyimpan rapi semua ini dariku? Apa aku gak boleh tau? Kenapa aku gak boleh tau? Pertannyaan yang sampai hari ini masih membuatku bertannya? 

                Lalu tidak lama dari hari itu aku bertemu dengan mu, tapi aku tidak ingin membahasnya dulu karna aku tidak ingin merusak hari ini yang udah lumayan lama gak bertemu denganmu, hari ini bejaralan seperti keinginanku, hingga malam tiba yang aku memberanikan diri untuk bicara denganmu apa yang ada di otakku selama ini tentangmu, diapun kaget dengan semuanya yang udah aku certain, lalu kita sama sama terdiam, dan mungkin hari ini mala mini malam terakhir kita jalan sebagai pasangan……………….aku melepaskanmu kamu bukan berarti aku gak sayang kamu.
 Terimakasih buat semuanya, selamat karna cita cita yang kamu ingin sudah tercapai, sukses untuk karir kamu kedepannya tuan menyebalkan.


1 komentar: