BAB 9
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN
KEMISKINAN
ILMU DAN 4 HAL SIKAP ILMIAH
Ilmu pengetahuan adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
Contoh:
- · Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah
lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja). Ilmu-ilmu
alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari.
- · Ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia
jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku
manusia yang konkret. Ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok
menjadi perawat.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu
merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa.
Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut
sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. Dan sifat ilmu
pengetahuan ada 4 yaitu :
1.
Objektif.
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2.
Metodis adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin
kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3.
Sistematis Dalam perjalanannya
mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan
terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu
sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4.
Universal Kebenaran yang hendak
dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat
tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar
ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
TEKNOLOGI
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara
akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (body knowledge), dan
teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian
berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai sumber,
tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi
tujuan produksi. "Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisika dan
biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi
sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi
itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani." (Eugene
Staley, 1970)
Fenomena
teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a.
Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang
direncanakan dengan perhitungan sosial
b.
Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
c.
Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba
otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan
non-teknis menjadi kegiatan teknis
d. Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan
e. Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
f.
Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi,
bahkan dapat menguasai kebudayaan
g. Otonomi,
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri
Teknik-teknik manusiawi yang dirasakan pada masyarakat
teknologi, terlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Manusia pada
saat ini telah begitu jauh dipengaruhi oleh teknik. Gambaran kondisi tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Situasi
tertekan
2. Perubahan
ruang dan lingkungan manusia
3. Perubahan
waktu dan gerak manusia
4.
Terbentuknya suatu masyarakat massa
5.
Teknik-teknik manusiawi dalam arti ketat
Akibat kondisi yang dipaparkan tadi, dampak tenik itu sendiri
bagi manusia sudah dirasakan dan fenomenanya nampak. Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat
dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain
dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Teknologi
tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi barat, yang sering masuk
dengan ditunggangi oleh segilintir orang atau kelompok yang bermodal besar.
Ciri-ciri teknologi barat tersebut adalah :
1. Serba
intensif dalam segala hal
2. Dalam
struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat ketergantungan
3. Kosmologi
atau pandangan teknologi barat adalah menganggap dirinya sebagai pusat yang
lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier, memahami realitas
secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak
dengan alam
ILMU PENGETAHUAN DAN NILAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal
ini besar kaitannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan,
yang ada pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masalah nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, menyangkut
perdebatan sengit dalam menduduk perkarakan nilai dalam kaitannya dengan ilmu
dan teknologi. Sehingga kecenderungan sekarang ada dua pimikiran yaitu, yang
menyatakan ilmu bebas dan nilai yang menyatakan ilmut tidak bebas nilai.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh
pengetahuan yang disusunnya yaitu : Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis.
Komponen Ontologis kegiatannya adalah menafsirkan hikayat realitas yang ada,
sebagaimana adanya (das sein), melalui desuksi-desuksi yang dapar diuji secara
fisik. Artinya ilmu harus bebas dari nilai-nilai yang sifatnya dogmatik.
Komponen Epistemologis berkaitan dengan nilai atau moral pada saat proses
logis-hipotesis-verifikasi. Sikap moral implisit pada proses tersebut. Asas
moral yang terkait secara eksplisit yaitu kegiatan ilmiah harus ditujukan
kepada pencarian kebenaran dengan jujur tanpa menduhulukan kepentingan kekuatan
argumentasi pribadi
Komponen Aksiologis artinya lebih lengket dengan nilai atau moral. Dimana ilmu
harus digunakan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia. Ilmu adalah bukan
tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka meningkatkan taraf hidup
manusia, dengan memperhatikan dan mengutamakan kodrat dan martabat manusia
serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatan berada dibawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. (Emil
Salim, 1982)
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan
dan sebagainya
b. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan
sendiri
c. Tingkat pendidikan mereka rendah
d. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas, berusaha apa saja
e. Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikategorikan kedalam tiga
unsur,
1. Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan
Pendapat
Saat ini Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) selalu mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Yang paling jelas adalah perkembangan alat komunikasi. Yang mulanya dulu
hanya ada surat dan telepon kabel, kini telah berkembang menjadi handphone,
laptop, tablet PC, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya membawa dampak yang
besar bagi kehidupan manusia. Begitu banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan
dengan lebih mudah dan cepat dari pada sebelumnya. Dalam hal ini tujuan
perkembangan teknologi, yaitu membuat kehidupan manusia bias menjadi lebih
mudah. Namun, sejalan dengan hukum alam, setiap hal apa lagi suatu perubahan
pasti akan membawa efek samping tertentu bagi setiap pihak yang terlibat dalam
siklus tersebut. Banyak hal yang berubah terkait dengan perkembangan IPTEK ini,
terutama pola hidup masyarakat.
Perubahan
alat komunikasi terutama yang memberi dampak paling besar. Masyarakat yang pada
awalnya hanya menggunakan surat mulai menggunakan handphone, e-mail, skype dan
lain sebagainya untuk berkomunikasi. Hal paling sederhana dan paling lekat
dengan kehidupan kita saat ini adalah Handphone. Handphone sebagai alat yang
umum dipakai saat ini bisa dikatakan bukan lagi barang mewah. Hal ini
disebabkan karena setiap kalangan masyarakat sudah dapat memiliki benda mungil
penuh manfaat ini. Mulai dari pekerja kantoran hingga supir angkot memilikinya.
Jika diingat kembali pada masa awal tahun 2000, sangat sulit bagi seseorang
untuk memiliki benda ini. bisa dikatakan Handphone saat itu termasuk pada
kalangan benda mewah. Hanya orang-orang kaya dan yang benar-benar memiliki
kepentingan yang memilikinya, apalagi laptop dan PC. Namun hanya dalam waktu 11
tahun hal ini berubah pesat. Perkembangan zama ternyata juga menuntut
perkembangan kebutuhan. Ha ini aka terlihat jelas di kalangan mahasiswa. Saat
ini mahasiswa yang tidak memiliki handphone, laptop atau PC akan sangat kasulitan
karena begitu banyak pekerjaan yang bergantung pada alat-alat ini.
Hal di atas
ternyata tidaklah sesempit itu. Begitu banyak hal lain yang ikut terpengaruh
akan perkembangan alat-alat ini. Perubahan pola komunikasi ini kemudian akan
mengubah standar ekonomi masyarakat. Masyarakat, terutama orang tua, dituntut
untuk memiliki penghasilan lebih demi mengikuti perkembangan ini. Kenyataan
bahwa perbedaan antara barang mewah dan barang biasa menjadi semakin kabur,
membuat tuntutan ini terkadang terasa semakin berat. Standar dari kemewahan
terus berubah dan semakin menuntut perkembangan ekonomi masyarakat di tengah
semakin sulitnya persaingan ekonomi di antara masyaraka. Bagi yang tidak mampu
mengimbangi akan semakin tersisih dan lama kelamaan akan tersingkir bila ia
tetap tidak bisa beradaptasi dan survive. Hal ini tentunya akan semakin sulit
bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan (skill) atau koneksi yang dapat
membantu untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Dalam segi
positif perkembangan ini memang membuat masyarakat semakin mudah dalam
mengakses informasi. Setiap orang dapat mengakses informasi apapun yang mereka
butuhkan dari seluruh dunia. Namun penyebaran informasi ini terkadang tidak
terkendali. Begitu banyak informasi yang memerlukan pertumbangan lebih lanjut
untuk disebarkan secara bebas tanpa pengawasan. Hal ini sering kali
menghasilkan efek samping negatif pada anak-anak di bawah umur yang dengan
bebasnya menyaksikan dan mempelajari hal-hal tidak atau belum layak untuk
mereka konsumsi dari berita yang publikasinya dilakukan tanpa melalui proses
sensor yang benar.
Meskipun
teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan untuk memudahkan
masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap saja ada efek samping negatif
seperti yang telah dipaparkan di atas. Semua itu kembali kepada individu yang
menjalani, bagaimana ia memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa teknologi
tersebut.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar