Pertentangan sosial dan integrasi
masyarakat
Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah
disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi
pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama,
kelompok ideology tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas. Maksudnya
adalah pendapat atau kepentingan seseorang yang berbeda dengan yang lainnya.
Terkadang bisa menyebabkan perdebatan yang bisa berakhir secara damai atau
sebaliknya berakhir secara anarkis.
Namun jika dicermati, perbedaan kepentingan dapat disiasati dengan saling
bertoleransi dan meningkatkan solidaritas antar masyarakat agar bisa tetep
hidup berdampingan dalam suasana yang harmonis.
Diskriminasi dan Etnosentris
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan
suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan
karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
- Diskriminasi langsung, terjadi
saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik
tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat
adanya peluang yang sama.
- Diskriminasi tidak
langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi
diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya
melalui sudut pandang budaya sendiri, maksudnya Etnosentrisme yaitu suatu
kecendrungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri
sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak, dan dipergunakannya tolak ukur untuk
menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme
memiliki dua tipe yang satu sama lain saling berlawanan, yakni :
- Tipe pertama adalah
etnosentrisme fleksibel. Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat
belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara
tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang
budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar
belakang budayanya.
- Tipe kedua adalah etnosentrisme
infleksibel. Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar
dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan
perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain
berdasarkan latar belakang budayanya.
Kesimpulannya di Indonesia banyak tejadi hal – hal seperti di
atas, hal itu dikarenakan beberapa faktor, antara lain perbedaan agama, budaya,
keyakinan, dan lainnya. Untuk menghindari hal tersebut dirasa sulit sebab
kurangnya wadah untuk menampung hal tersebut, misalnya kurangnya hubungan antar
kelompok, kurangnya sosialisasi, dan yang terpenting adalah kurangnya kesadaran
dari diri sendiri, apabila hal itu dapat dilakukan niscaya hal – hal diatas
tidak akan tumbuh.
Pertentangan-Pertentangan Sosial /
Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik
(pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan
yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar
yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1.
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam
konflik
2.
Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam
kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap,
maupun gagasan-gagasan
3.
Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai
perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik
merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang
sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat
terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada
lingkungan yang luas yaitu masyarakat :
1.
Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya
pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic
didalam diri seseorang
2.
Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri
individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk
menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.
Para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara
nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok
yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma
serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan
sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa
dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun
cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.
Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik
yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami
membentuk kelompok kami sendiri
2.
Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan
terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.
Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan
menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi
4.
Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk
melakukan kegiatan bersama
5.
Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik
berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.
Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan
yang memuaskan bagi semua pihak.
Golongan-Golongan
yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat
Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri
dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan
nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan
oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan
pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan
tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar
yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara
masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian
persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat
hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan
kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
1.
Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
2.
Isu
asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga
negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
3.
Agama,
sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
4.
Prasangka
yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan
tertentu
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar