THANKS GOD I FOUND HIM
Ini barangkali hanya
sebuah kisah cinta sederhana. Ini kisah harapan yang hampir hilang. Sebuah
kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena kepercayaan
itu sendiri. 1tahun genap aku telah mengenalmu, bukan waktu yang cepat ataupun
lambat untuk bisa menerka keberadaanmu disisiku. Hai tuan menyebalkan ingatkah? 1tahun lalu kamu bukan siapa
siapa untukku, kamu bukan prioritas bagiku, mendapatkan kabarmu itupun jauh
dari keinginanku.
Akupun menjalani hidupku sebagaimana mestinya, aku menjadi
mahasiswi setiap harinya, aku bersenang senang dengan teman temanku, tertawa
sampai tidak bisa bernafas adalah hal yang selalu dilakukan setiap harinya,
tugas kuliah yang kadang aku saja menyerah dengan hal itu, sedikitpun kamu
tidak terlintas difikiranku untuk saat itu.
Hingga waktupun terus berjalan, dan kamu masih jelas berada
dihidupku, dengan perlahan tapi pasti kau bisa masuk ke kehidupanku, bukan soal
berapa lama kita mengenal, tapi berapa
sanggup kamu bertahan dalam ketidak perdulianku, telfon yang selalu
berdering setiap saat, entah malam, subuh ataupun ketika aku dikelas sedang ada
dosen, walau sampai akhirnya aku yang
selalu abaikan telponmu.
Aku mencoba untuk membuka pintu hatiku untukmu, aku mulai
berfikir “kamu adalah skenario yang
tuhan tuliskan dalam hidupku, entah hannya untuk persinggahan atau pelabuhan”.
Dan sampai akhirnya cinta itu datang padaku. Tapi aku tak pernah tahu bahwa ternyata
engkaulah yang hadir dihidupku. Engkau datang tiba-tiba, dan membawa hatiku
dalam genggam lembutmu . ya! Kau melakukannya, sama seperti kau membelengguku
dalam binar matamu. Dan benar adanya
bila setiap pemberian tuhan selalu baik dan sempurna. Dan kau dihadirkannya
untukku sebagai sebuah paket cantik, lengkap dengan gaya humormu, bakatmu,
kepandaianmu, kerupawananmu, dan cintamu.
Hai tuan
menyebalkan!! aku
tidak sedang berbicara mengenai sebuah “kesempurnaan”. Tapi tentang bagaimana
melihatmu secara sempurna. Ini bukan tentang bagaimana mencari orang yang
sempurna, tapi tentang belajar untuk melihat orang yang tidak sempurna secara
sempurna. Saat aku tenggelam dalam tekanan hebat, masih ingatkah bahwa proses
kita bertemu adalah sesuatu yang sangat berat. Aku tahu selama kita bersedia
untuk selalu bersama dalam perjalanan yang akan kita tempuh ini, tidak ada yang
tidak bisa kita lakukan.
Terkadang aku masih bertannya-tannya, benarkah ini kenyataan?
Ketakutan akan kehilanganmu, kekhawatiran jika aku mengecewakanmu. Tapi pada akhirnya kau tampik itu dengan
berkata “percayalah kepada sang penulis kehidupan, apa yang kita jalani adalah
bagian dari tulisannya”. Aku akan mempersiapkan kapal kita dimana kita akan
mendayung bersama, melalui kerasnya gelombang , samudra, badai, gepalnya malam,
dan teriknya matahari. Hingga saat ucapan sakral itu tiba “engkaulah yang ku inginkan selamanya” seindah ungkapan maha
dahsyat berikutnya, disaat kemantapan hati datang, dan akan kubisikan lirih
ditelinga kecilmu “aku cinta kamu”.
Dan sedikit cerita
tentangmu aku tulis disini, perkenalan kita sangat lucu bahkan sangat konyol menurutku, ya! lewat
seseoranglah awalnya perkenalan itu dimulai, ingatkah hari itu hari dimana kamu
menyapaku? Kitapun berkenalan seperti perkenalan sewajarnya, ya kita satu
kampus akan tetapi kamu sudah tidak melanjutkannya lagi dengan alasan “pengen
cari kampus baru pi yang sesuai jadwa kerja” oke aku bisa ambil kesimpulan
ternyata kamu kuliah dan bekerja.
Sang waktu pun terus berjalan. Dia
menjadi saksi bisu atas sebuah rasa ini. Ya, aku sendiri tak bisa
mendeskripsikan perasaan apa yang tengah terjadi. Aku masih ingat betul tingak
kita yang kadang bertenkar hebat, tanpa kita sadari kita tidak tau sedang
berdebat apa, kamu bukan siapa siapa ku tapi kita bertengkar seperti layaknya
sepasang kekasih, sering kali kita delcont pertemanan di bbm, tapi semua itu
tidak berlangsung lama, hannya dalam waktu selang 3hari kamu menelponku dengan
private number, yang seperti kamu bilang “biar lo angkat telpon gua, karna gua
tau lo gak bakal mau angkat telpon kalo tau gua yang telpon” aku dan dia selalu
lupa waktu kalo emang kita sudah telponan, bisa sampai larut malam, oh iya dia
juga pendengar yang baik loh, dia selalu dengerin keluh kesahku, cerita setiap
harinya dikampus, mau cerita sepanjang apapun dia selalu respon, sampai dia
selalu bilang kalo cerita aku udah gak pake rem “pi……….. stop dulu, kalo kaya
mobil itu udah gak ada remnya ya hehe”
Namun di sisi lain, aku juga tahu
dia sering banyak kejadian dalam kehidupanku terekam dalam penglihatannya. Dia
mungkin banyak tahu tentang aku. Saat pertama kali dia menjemputku kerumah, aku
berdiri di depan rumahku untuk menunggu
dia yang oke bisa dibilang lama bgtya kamu, dia mencari rumahku hannya dengan 1
prtunjuk yaitu “ikutin angkot 03 ajaya bim” tapi finally dia sampai juga
dirumah walaupun kata dia “untung gua gak nyasar pi” hari itu kita pergi dari
jam 10 pagi sampai jam 11 malem baru sampai rumah, kita main ke bogor dengan
beberapa sahabatku, aku senang bisa mengenalkanmu dengan sahabatku, tapi
sepanjang perjalanan entah lo gemes atau gimana, lo selalu cubit gua dan
alhasil tangan gua ada yang biru gara gara cubitan lu, dia yang baru sadar
karna cubitannya yang buat gua biru, langsung meminta maaf dengan
lembutnya”…………………………………………………” yaaa seperti itulah pokonya hahaha
Hari hariku jauh lebih indah sejak ada kamu tuan menyebalkan,
kamu seperti magnet dihidupku aku tidak menampik itu, engkau yang membiasakanku
memberi kabar untuk hal hal kecil
sekalipun, Yaaa!! Lambat laun aku terbiasa akan kebiasaan itu. “every part of
you, make every part of me smile” dan terkadang tingkah konyolmu yang membuat
senyum ini merekah seperti layaknya bunga yang bermekaran, engkau sangat senang
dimana bisa menggodaku dengan lelucon yang sebenarnya kadang itu jauh dari kata
lucu, engkau senang memangcing emosi ku dengan kadang bercerita tentang masa
lalumu yang membuat aku kesal “I get jealous because I love you and I don’t
want anyone else to have you, that simple” . Dan kau itu sangat egois, egois
soal perasaanmu sendiri, egois dengan egomu sendiri, egois dengan kemauanmu
sendiri. Dan aku terlalu egois dengan kecemburuanku terhadapmu.
Mengontrol perasaanku terhadapmu itu sangat sulit, aku tidak
bisa menahan rasa sayang terhadapmu seperti kamu, yang sangat manis tapi
perlahan kamu berubah, kamu bukan pria yang aku kenal dulu, semakin hari kamu
terasa jauh, dingin dan seperti tidak perduli denganku. Aku yang sering
merengek karna ingin mengajakmu sekedar untuk nonton atau makan diluar, tetapi
kamu selalu menjawab “aku sibuk, aku gak bisa hari ini” dan itu selalu entah dia
berbohong atau emang benar. otakku selalu penuh tannya karnamu, dan kadang
sesekali aku selalu bertannya pada diriku sendiri, apakah aku salah? Egois
hannya untuk meluangkan waktu denganmu? Dengan pria yang aku sayang?
Sontak hati inipun luluhb kembali, kamu tau caranya untuk
mengambil hatiku kembali, kamu tau caranya untuk membuat aku tersenyum kembali,
keyakinan itupun dating lagi, keyakinan untuk selalu denganmu, untuk
mempercayaimu lagi. Tidak aku sangka tepat tengah malam pada 31 september 2015
aku yang sedang kesal denganmu, karna seperti biasa, kita tidak jadi lagi untuk
pergi untuk kesekian kalinya, sudah pasti aku kecewa tapi kekecewaan itu
terbayar sudah jam 11 malam tiba tiba kamu sudah di depan rumahku, yang aku
saja tidak menyangka, dengan wajah lelahmu walaupun kamu menyembunyikan itu kamu
berusaha untuk tersenyum, aku hargai usahamu malam itu yang dari daerah Jakarta
timur ke rumahku di sawangan depok,”makasih mas bim makasih karna telah tepatin
janji itu, walaupun……………………” yah kita mengobrol diteras rumahku hingga jam 2
malam, rinduuuuu sekali karna menurutku waktumu itu berharga bim
Tapi pada akhirnya waktupun yang mengubah segalanya, mengubah
kamu, terlebih mengubah kita, yap “kita” sudah tidak menjadi “kita”, kita sudah
masing masing seperti sedia kala, selayaknya wanita biasa pasti aku bersedih
pasti aku menangis sejadi jadinya, keputusanmu yang saat itu membingungkanku,
keputusan yang kau ambil sepihak, sudah pasti ku maknai keputusan sepihakmu itu
dengan piciknya fikiranku.
Kamu yang terlalu abu abu dihidupku, kamu yang kadang bungkam
tentang siapa jati dirimu, dan bodohnya aku selalu percaya atas ucapanmu. Walau
pada akhirnya aku tau kau sedang berbohong padaku, tapi aku diam…….aku diam
bukan berarti kamu bisa membohongiku terus menerus, aku diam karna aku takut
kehilangan kamu, aku diam karna aku tau, aku sadar bahwa aku sudah benar benar
menyayangimu. Aku diam karna aku berfikir bahwa”kamu punnya privasi yang belum
seharusnya aku tau”
Ingatkah perkataanmu? “aku mau cari kampus lain, yang sama
seperti jadwal kerjaku” tapi diam diam aku mencari tau kebenaran itu, awalnya
hubungan ini yang niatnya aku tidak ingin publish kepada orang lain, bukan
karna aku tidak bangga punnyamu, tapi karna aku ingin punnya hubungan yang
lebih tertutup tidak mau orang tau, sahabatku sendiripun tidak tahu karna apa?
Karna aku belum yakin dengan hubungan ini, kamu sangat abu abu tuan menyebalkan,
sampai akhirnya aku yang tadinya tidak ingin menannyakan mu kepada salah satu
teman kelasku, akhirnya aku menannakan itu karna rasa penasaranku yang amat
besar kepadamu
“lo kenal dia? Dia teman kelas lukan waktu semester1?”
tannyaku terhadap temanku “Oh ini iya tapi sekarang dia udah gak disini dia
udah jadi polisi” jawab temanku. Sontak
aku kaget dengan ucapan itu, kenapa kamu bisa berbohong dan menyimpan rapi
semua ini dariku? Apa aku gak boleh tau? Kenapa aku gak boleh tau? Pertannyaan
yang sampai hari ini masih membuatku bertannya?
Lalu tidak lama dari hari itu aku
bertemu dengan mu, tapi aku tidak ingin membahasnya dulu karna aku tidak ingin
merusak hari ini yang udah lumayan lama gak bertemu denganmu, hari ini
bejaralan seperti keinginanku, hingga malam tiba yang aku memberanikan diri
untuk bicara denganmu apa yang ada di otakku selama ini tentangmu, diapun kaget
dengan semuanya yang udah aku certain, lalu kita sama sama terdiam, dan mungkin
hari ini mala mini malam terakhir kita jalan sebagai pasangan……………….aku melepaskanmu kamu bukan berarti aku gak sayang kamu.
Terimakasih
buat semuanya, selamat karna cita cita yang kamu ingin sudah tercapai, sukses
untuk karir kamu kedepannya tuan menyebalkan.